DASAR PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH


LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH






 







DISUSUN OLEH :

MIA RAMADAYANTI
NPM.1625010137








PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
SURABAYA
2019



BAB I. PENDAHULUAN

Perencanaan pengembangan wilayah yang didukung oleh perencanaan tata ruang yang akurat, pertumbuhan dan pemerataan dalam bentuk keseimbangan pengembangan antar wilayah serta keberlanjutan pengembangan akan mewujudkan pengembangan wilayah yang optimal. Pengembangan wilayah merupakan suatu usaha yang dijalankan manusia untuk mengelola proses perubahan yang terjadi di dalam suatu wilayah dan untuk mencapai suatu keseimbangan lingkungan yang harmonis. Proses perencanaan yang baik, maka akan menimbulkan sebuah program yang baik pula. Dan dalam pelaksanaan program tersebut pemerintah akan membutuhkan partisipasi masyarakat untuk ikut bekerjasama dalam menjalankan program tersebut. Wujud nyata sebuah kewenangan dalam mengatur pembangunan adalah pada proses merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi sendiri kegiatan pembangunan.
Maka untuk mendukung proses perencanaan dan pengembangan wilayah, harus diikuti   secara aktif oleh masyarakat sekitar. Pengembangan wilayah biasanya diikuti dengan pertumbuhan ekonomi yang baik. Sedangkan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah ditentukan oleh kemampuan wilayah tersebut untuk melayani permintaan eksternal melalui pengembangan sektor basis.
Kabupaten  Pasuruan merupakan salah satu daerah yang memiliki tingka pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat. Dilihat dari sector pertanian, perkebunan, peternakan, pariwisata dan lain sebagainya. Dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang pesat tersebut dimungkinkan pula terjadi peningkatan jumlah penduduk. Sehigga perlu dilakukan adanya  proyeksi atau perkiraan jumlah penduduk untuk menentukan seberapa  pesat pertumuhan ekonomi , apakah kedua aspek sejalan pertumbuhannya ataukah saling bertolak belakang.


BAB II. ANALISA DATA STATISTIK

2.1  Analisa Hasil Statistik Kondisi Wilayah  dan Penduduk di Kabupaten Pasuruan
1.      Luas wilayah tiap kecamatan


Tabel 2.1 Luas Wilayah tiap Kecamatan

Kecamatan
Luas wilayah   (km2)

Luas wilayah (ha)
Proporsi (%)
Purwodadi
102,46

10246
6,95
Tutur
86,30

8630
5,85
Puspo
58,35

5835
3,96
Tosari
98,00

9800
6,65
Lumbang
125,55

12555
8,52
Pasrepan
89,95

8995
6,10
Kejayan
79,15

7915
5,37
Wonorejo
47,30

4730
3,21
Purwosari
59,87

5987
4,06
Prigen
121,90

12190
8,27
Sukorejo
58,18

5818
3,95
Pandaan
43,27

4327
2,94
Gempol
64,92

6492
4,40
Beji
39,90

3990
2,71
Bangil
44,60

4460
3,03
Rembang
42,52

4252
2,88
Kraton
50,75

5075
3,44
Pohjentrek
11,88

1188
0,81
Gondangwetan
26,25

2625
1,78
Rejoso
37,00

3700
2,51
Winongan
45,97

4597
3,12
Grati
50,78

5078
3,45
Lekok
46,57

4657
3,16
Nguling
42,60

4260
2,89
Kab. Pasuruan
1474,02

147402
100
Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Pasuruan 2014

2.      Jumlah penduduk dan rasio jenis kelamin tiap kecamatan

Tabel 2.2 Jumlah penduduk dan rasio jenis kelamin tiap kecamatan       
Kecamatan
Jenis Kelamin
Jumlah
Rasio Jenis Kelamin (%)
Laki-laki
Perempuan
Purwodadi
34396
34368
68764
100
Tutur
26709
26566
53275
101
Puspo
13778
14169
27947
97
Tosari
9391
9631
19022
98
Lumbang
16567
17045
33612
97
Pasrepan
25304
26568
51872
95
Kejayan
31461
33764
65225
93
Wonorejo
28934
30483
59417
95
Purwosari
41781
42041
83822
99
Prigen
43404
42969
86373
101
Sukorejo
43492
43990
87482
99
Pandaan
57464
58653
116117
98
Gempol
66835
66299
133134
101
Beji
41600
41807
83407
100
Bangil
42954
45102
88056
95
Rembang
32130
33535
65665
96
Kraton
47427
46633
94060
102
Pohjentrek
15075
14967
30042
101
Gondangwetan
28920
29799
58719
97
Rejoso
23693
23534
47227
101
Winongan
21317
21609
42926
99
Grati
38289
38935
77224
98
Lekok
37450
39305
76755
95
Nguling
26948
28216
55164
96
Kab. Pasuruan
795319
809988
1605307
98

Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Pasuruan 2014
 
3.      Jumlah penduduk tiap kecamatan

Tabel 2.3 Jumlah Penduduk tiap kecamatan
Kecamatan
Luas wilayah (Km²)
Penduduk  (Jiwa)
Kepadatan penduduk (j/km²)
Purwodadi
102
68764
671
Tutur
86
53275
617
Puspo
58
27947
479
Tosari
98
19022
194
Lumbang
126
33612
268
Pasrepan
90
51872
577
Kejayan
79
65225
824
Wonorejo
47
59417
1256
Purwosari
60
83822
1400
Prigen
122
86373
709
Sukorejo
58
87482
1504
Pandaan
43
116117
2684
Gempol
65
133134
2051
Beji
40
83407
2090
Bangil
45
88056
1974
Rembang
43
65665
1544
Kraton
51
94060
1853
Pohjentrek
12
30042
2529
Gondangwetan
26
58719
2237
Rejoso
37
47227
1276
Winongan
46
42926
934
Grati
51
77224
1521
Lekok
47
76755
1648
Nguling
43
55164
1295
Kab. Pasuruan
1474
1605307
1089

Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Pasuruan 2014
 
4.      Luas lahan dan presentase lahan pertanian tiap kecamatan

Tabel 2.4 Luas lahan dan presentase lahan pertanian tiap kecamatan
Kecamatan
Penggunaan Lahan (ha)
Jumlah
Persentase Lahan Pertanian (%)
Pertanian
Bukan Pertanian
Purwodadi
3446
5143
8589
40,12
Tutur
5558
3072
8630
64,40
Puspo
3808
2027
5835
65,26
Tosari
4105
5695
9800
41,89
Lumbang
4896
7464
12360
39,61
Pasrepan
5769
1875
7644
75,47
Kejayan
2503
1265
3768
66,43
Wonorejo
1266
445
1711
73,99
Purwosari
1117
1895
3012
37,08
Prigen
4590
5832
10422
44,04
Sukorejo
1408
1055
2463
57,17
Pandaan
907
880
1787
50,76
Gempol
1521
3038
4559
33,36
Beji
404
1200
1604
25,19
Bangil
2364
1023
3387
69,80
Rembang
1021
591
1612
63,34
Kraton
2143
307
2450
87,47
Pohjentrek
112
190
302
37,09
Gondangwetan
726
235
961
75,55
Rejoso
1124
572
1696
66,27
Winongan
1812
1284
3096
58,53
Grati
3088
1112
4200
73,52
Lekok
4069
107
4176
97,44
Nguling
2643
252
2895
91,30
Kab. Pasuruan
60400
46559
106959
56,47

Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Pasuruan 2014

5.  Luas lahan dan presentase lahan sawan tiap kecamatan 
Tabel 2.5 Luas lahan dan presentase lahan sawan tiap kecamatan
Kecamatan
Penggunaan Lahan (ha)
Jumlah
Persentase Lahan Sawah (%)
Sawah
Bukan Sawah
Purwodadi
4785
3446
8231
58,13
Tutur
0
5559
5559
0,00
Puspo
0
3808
3808
0,00
Tosari
0
4105
4105
0,00
Lumbang
242
4896
5138
4,71
Pasrepan
1415
5769
7184
19,70
Kejayan
8944
2503
11447
78,13
Wonorejo
4397
1266
5663
77,64
Purwosari
6947
1117
8064
86,15
Prigen
3886
4590
8476
45,85
Sukorejo
6554
1408
7962
82,32
Pandaan
6542
907
7449
87,82
Gempol
4258
1521
5779
73,68
Beji
6500
404
6904
94,15
Bangil
2857
2364
5221
54,72
Rembang
5636
1021
6657
84,66
Kraton
6051
2143
8194
73,85
Pohjentrek
1503
112
1615
93,07
Gondangwetan
5540
726
6266
88,41
Rejoso
4955
1124
6079
81,51
Winongan
4302
1812
6114
70,36
Grati
2764
3088
5852
47,23
Lekok
1385
4069
5454
25,39
Nguling
1744
2643
4387
39,75
Kab. Pasuruan
91207
60401
151608
60,16

Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Pasuruan 2014
 

 
6. Luas sawah irigasi, non irigasi dan presentase luas sawah tiap kecamatan


Tabel 2.6 Luas sawah irigasi, non irigasi dan presentase luas sawah tiap kecamatan
Kecamatan
Irigasi
Non Irigasi
%Lahan Sawah Irigasi
Teknis
Setengah Teknis
Sederhana
Desa/Non PU
Jumlah
Tadah Hujan
Pasang Surut
Lainnya
Jumlah
Purwodadi
1656
-
-
-
1656
-
-
-
0
4,41
Tutur
-
-
-
-
0
-
-
-
0
0,00
Puspo
-
-
-
-
0
-
-
-
0
0,00
Tosari
-
-
-
-
0
-
-
-
0
0,00
Lumbang
61
-
-
-
61
134
-
-
134
0,16
Pasrepan
1072
-
-
-
1072
278
-
-
278
2,86
Kejayan
3388
-
-
-
3388
759
-
-
759
9,03
Wonorejo
2439
-
-
-
2439
580
-
-
580
6,50
Purwosari
2975
-
-
-
2975
-
-
-
0
7,93
Prigen
1768
-
-
-
1768
-
-
-
0
4,71
Sukorejo
3275
-
-
-
3275
80
-
-
80
8,73
Pandaan
2540
-
-
-
2540
-
-
-
0
6,77
Gempol
1880
-
-
-
1880
-
-
-
0
5,01
Beji
2386
-
-
-
2386
-
-
-
0
6,36
Bangil
1048
-
-
-
1048
-
-
-
0
2,79
Rembang
1953
-
-
-
1953
624
-
-
624
5,21
Kraton
2625
-
-
-
2625
-
-
-
0
7,00
Pohjentrek
886
-
-
-
886
-
-
-
0
2,36
Gondangwetan
1664
-
-
-
1664
-
-
-
0
4,44
Rejoso
2004
-
-
-
2004
-
-
-
0
5,34
Winongan
1392
-
-
-
1392
102
-
-
102
3,71
Grati
878
-
-
-
878
-
-
-
0
2,34
Lekok
481
-
-
-
481
-
-
-
0
1,28
Nguling
1145
-
-
-
1145
220
-
-
220
3,05
Kab. Pasuruan




37516



2777
100,00
Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Pasuruan 2014


2.2 Hasil Analisa Komoditas Unggulan tiap Kecamatan di Kabupaten Pasuruan
1)      Komoditas unggulan perkebunan
Tabel 2.7 Komoditas unggulan perkebunan
Kecamatan
TEBU
CENGKEH
JAMBU MENTE
Luas Areal Tanaman (ha)
Produksi (ha)
Luas Areal Tanaman (ha)
Produksi (ha)
Luas Areal Tanaman (ha)
Produksi (ha)
   1
2
3
4
5
6
7
Purwodadi
0
0
142
31,12
20
6,5
Tutur
0
0
340
100,72
0
0
Puspo
0
0
314,5
64
2
0
Tosari
0
0
46
6
0
0
Lumbang
0
0
51,15
5
26
11,5
Pasrepan
158
710,96
68,75
12,5
23
5
Kejayan
154,11
570,5
0
0
65
11
Wonorejo
0
0
0
0
37
14,27
Purwosari
72,9
240
122
15,74
34
16
Prigen
0
0
176,68
44,62
0
0
Sukorejo
114,06
523,98
9
3
75
12,5
Pandaan
11
43,28
53,6
18
18
5,5
Gempol
220,18
1313,36
8,47
1
248
117
Beji
55,99
261,86
0
0
97
25
Bangil
0
0
0
0
24
5
Rembang
259,86
0
0
0
78
18,5
Kraton
11,74
144,47
0
0
34
9
Pohjentrek
22,24
220,4
0
0
2
0
Gondangwetan
273,42
1690,16
0
0
5
2
Rejoso
190,63
842,91
0
0
1
0
Winongan
592,13
2451,76
0
0
6
3
Grati
1048,53
4556,12
0
0
15
5
Lekok
46,88
223,82
0
0
22
8,5
Nguling
610,34
2496,9
0
0
20
11,5
TLD (Tebu Luar Daerah)
0
7758,17
JUMLAH
3842,01
24048,65
1332,15
301,7
852
286,77

Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Pasuruan 2014

Lanjutan table Komoditas unggulan perkebunan
KAPUK RANDU
KOPI
Luas Areal Tanaman (ha)
Produksi (ha)
Luas Areal Tanaman (ha)
Produksi (ha)
8
9
10
11
775
218
778,2
210,68
575
165
1833
650,18
1638,25
427,5
1082,5
175,18
0
0
149
27
1408
324
189,2
38,56
3954
1150
242,91
42,8
2,050,51
594,5
0
0
539
144
0
0
957
274
29,1
16,1
877,35
260,25
58,28
16,4
773
191
0
0
277
91,5
0
0
532
157,5
0
0
305
95
0
0
37
12,5
0
0
146
42,5
0
0
71,75
25
0
0
73
17
0
0
104
28,5
0
0
67
18
0
0
392
115,1
0
0
150
51
0
0
33
16,5
0
0
65,7
20,5
0
0
13750,05
4438,85
4362,19
1176,9
Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Pasuruan 2014

2)      Kecamatan Paling Produktif pada masing-masing komoditas

Tabel 2.8 Kecamatan Paling Produktid tiap komoditas
Kecamatan
Mangga
Bunga Krisan
Bunga Sedap Malam
Luas Panen (pohon)
Produksi (kw)
Luas Panen (m²)
Produksi (tangkai)
Luas Panen (m²)
Produksi (tangkai)
   1
4
5
8
9
10
11
Purwodadi
5167
3100
Tutur
13612
7499
660000
37370000
Puspo
31404
10992
Tosari
0
0
Lumbang
645498
338315
Pasrepan
100498
82960
Kejayan
194797
137718
Wonorejo
175896
122153
Purwosari
18200
15652
Prigen
13593
9156
Sukorejo
266186
194347
Pandaan
19864
13932
Gempol
73117
55646
Beji
27621
18202
Bangil
17236
12927
906650
5077450
Rembang
276049
279235
7340000
54625000
Kraton
5318
4095
Pohjentrek
49211
29230
Gondangwetan
64342
43979
Rejoso
34235
25047
Winongan
28148
16844
Grati
511301
272004
Lekok
55134
41689
Nguling
133550
87650
Kab. Pasuruan 2013
2759977
1822372
660000
37370000
8246650
59702450
Kab. Pasuruan 2012
2616396
1679472
620000
34270000
6767800
55625060

Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Pasuruan 2018


3)      Komoditas ternak unggulan tiap kecamatan

Tabel 2.9 Komoditas Ternak Unggulan Tiap Kecamatan
Kecamatan
TERNAK BESAR (EKOR)
TERNAK KECIL (EKOR)
KUDA
SAPI POTONG
SAPI PERAH
KERBAU
KAMBING
DOMBA
Purwodadi
17
6546
6740
18
979
3164
Tutur
18
1016
19296
3
2000
2513
Puspo
9
30
10000
0
1428
741
Tosari
12
71
3804
0
1319
3017
Lumbang
0
3355
8016
0
11992
1194
Pasrepan
0
4085
2887
0
5931
624
Kejayan
9
6974
13
2
4575
3643
Wonorejo
43
5123
8
0
2515
3629
Purwosari
58
8387
346
2
1966
1186
Prigen
48
10644
56
4
4076
2756
Sukorejo
18
5796
160
0
1925
193
Pandaan
99
1941
21
0
2098
1967
Gempol
57
4712
7
8
2627
3798
Beji
92
915
52
156
2843
4320
Bangil
29
250
34
13
1647
1687
Rembang
46
2993
0
0
1932
3695
Kraton
115
1859
5
0
2010
3744
Pohjentrek
21
196
20
0
246
494
Gondangwetan
22
980
41
4
3067
3197
Rejoso
22
344
456
4
599
3818
Winongan
14
2480
64
6
1884
2142
Grati
29
7939
4526
15
3727
2782
Lekok
43
2363
20179
0
4107
2994
Nguling
172
13476
1786
0
2361
3067
JUMLAH
993
92475
78517
235
67854
60365

Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Pasuruan 2014
 

4)      Komoditas unggas tiap kecamatan

Tabel 2.10 Komoditas Unggas tiap Kecamatan
Kecamatan
Ayam Buras
Ayam Pedaging
Ayam Petelur
Itik
Entog
Puyuh
Kelinci
Anjing
Purwodadi
38790
63345
40128
566
1475
2838
2151
56
Tutur
65811
115882
400035
525
1634
0
496
59
Puspo
19136
0
0
0
0
0
24
4
Tosari
12130
0
0
0
0
0
0
164
Lumbang
74562
0
0
0
4323
0
0
1
Pasrepan
31586
153586
0
0
1546
0
0
365
Kejayan
84468
329421
120194
1612
382
0
0
14
Wonorejo
68107
107901
0
411
1463
0
495
0
Purwosari
76353
67523
158925
785
2568
124
515
23
Prigen
38767
228216
138854
2078
0
0
72
0
Sukorejo
82336
27890
154627
3077
0
0
26
9
Pandaan
83374
69757
9661
2897
1888
4465
0
10
Gempol
48437
0
142357
18524
58
0
319
0
Beji
31926
24216
0
16847
825
0
163
0
Bangil
45421
0
0
730
0
0
119
0
Rembang
43222
53073
0
2307
0
125
0
0
Kraton
2426
33879
0
13334
1136
0
0
0
Pohjentrek
4680
0
0
6802
230
0
0
0
Gondangwetan
38862
109815
0
5877
8
0
207
0
Rejoso
128574
0
0
6143
242
0
148
0
Winongan
49115
22138
30467
6069
603
0
128
2
Grati
52931
199873
2317
7769
1607
0
599
0
Lekok
19656
284875
0
1664
0
0
0
0
Nguling
35912
35817
4216
559
106
150
270
0
Kab. Pasuruan
1 176 583
1927207
1201781
98576
20094
7702
5732
707

Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Pasuruan 2014

5)      Proporsi tata guna lahan

Tabel 2.11 Proporsi Tata Guna Lahan
No
Tata Guna Lahan
Luas (ha)
Persentase  Luas (%)
1
Hutan rakyat
1.186
0,80
2
Hutan Negara
26.150
17,74
3
Perkampungan
15.478
10,50
4
Sawah
91.207
61,88
5
Tegal 
45.078
30,58
6
Perkebunan
2.406
1,63
7
Tambak
0
0,00
8
Rawa
17
0,01
9
Semak/padang rumput
0
0,00
10
Tanah rusak/tandus
0
0,00
11
Lain-lain
10.888
7,39
Jumlah
192.410
130,53

Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Pasuruan 2014
 

2.3 Analisa Kependudukan
1. Analisa Kependudukan dengan Rumus Linear

Sumber : Hasil Perhitungan Badan Pusat Statistik Kab. Pasuruan 2014
Tabel 2.12 Analisa Kependudukan dengan Rumus Linear
Kecamatan
Jumlah Penduduk
Perkiraan Jumlah Penduduk
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
Purwodadi
67929
68948
69967
70986
73085
74165
75245
77470
78615
Tutur
53008
53803
54598
55393
57031
57874
58717
60453
61347
Puspo
27746
28162
28578
28995
29852
30293
30734
31643
32111
Tosari
18907
19191
19474
19758
20342
20643
20943
21563
21881
Lumbang
33468
33970
34472
34974
36008
36540
37073
38169
38733
Pasrepan
51466
52238
53010
53782
55372
56191
57009
58695
59562
Kejayan
64623
65592
66562
67531
69528
70555
71583
73700
74789
Wonorejo
58633
59512
60392
61271
63083
64016
64948
66868
67856
Purwosari
82301
83536
84770
86005
88548
89856
91165
93861
95248
Prigen
85427
86708
87990
89271
91911
93269
94627
97426
98865
Sukorejo
85800
87087
88374
89661
92312
93676
95041
97851
99297
Pandaan
113203
114901
116599
118297
121795
123595
125395
129103
131011
Gempol
130492
132449
134407
136364
140396
142471
144546
148820
151019
Beji
82097
83328
84560
85791
88328
89634
90939
93628
95012
Bangil
87204
88512
89820
91128
93823
95209
96596
99452
100922
Rembang
64323
65288
66253
67218
69205
70228
71251
73357
74442
Kraton
92836
94229
95621
97014
99882
101358
102834
105875
107440
Pohjentrek
29604
30048
30492
30936
31851
32322
32792
33762
34261
Gondangwetan
57066
57922
58778
59634
61397
62305
63212
65081
66043
Rejoso
46325
47020
47715
48410
49841
50578
51314
52832
53612
Winongan
42523
43161
43799
44437
45750
46427
47103
48496
49212
Grati
76479
77626
78773
79921
82284
83500
84716
87221
88510
Lekok
75103
76230
77356
78483
80803
81997
83192
85652
86917
Nguling
55224
56052
56881
57709
59416
60294
61172
62980
63911
JUMLAH
1581787
1605514
1629241
1652967
1701845
1726995
1752145
1803955
1830615
Sumber : Hasil Perhitungan Badan Pusat Statistik Kab. Pasuruan 2014

BAB III. PEMBAHASAN

1.      Kondisi wilayah dan penduduk di Kabupaten Pasuruan

Kabupaten Pasuruan merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Timur. Secara geografis Kabupaten Pasuruan terletak antara 7⁰32’34” hingga 7⁰57’20” Lintang Selatan dan 112⁰33’55” hingga 113⁰05’37” Bujur Timur (Pemkab Pasuruan, 2017). Secara adminstratif luas wilayah Kabupaten Pasuruan adalah 1474,02 km2 atau 147.402 hektar, yang terbagi dalam 24 kecamatan sebanyak 365 Desa / Kelurahan, terdiri dari 120 perkotaan dan 245 pedesaan. Menurut satuan wilayah terkecil, Kabupaten Pasuruan memiliki sebanyak 1.969 dusun, sebanyak 2.991 RW dan sebanyak 8.563 RT. Batas administratif wilayah Kabupaten Pasuruan sebelah utara dibatasi oleh Kota Pasuruan, Selat Madura dan Kabupaten Sidoarjo, sebelah Selatan dibatasi oleh Kabupaten Malang, sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto dan Kota Batu, serta sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Probolinggo. Sedangkan kondisi geologi Kabupaten Pasuruan sangat beragam, yaitu terdapat 3 jenis batuan meliputi batuan permukaan, batuan sedimen, dan batuan gunung api (gunung api kuarter muda (young quarternary) dan kuarter tua (old quarternary).

Sumber : Dinas Pertanian TP Kab. Pasuruan
Gambar 1.1 Peta Adminnistratif Kabupaten Pasuruan
Luas wilayah Kabupaten Pasuruan sebesar 1474,02 km2 dengan wilayah yang paling luas yaitu pada Kecamatan Lumbang dengan luas 125,55 km2 atau sebesar 8,52% dari total seluruh luas wilayah dan memiliki jumlah penduduk sebesar  33.612 jiwa dan kepadatan penduduk mencapai 268 jiwa/ km2. Sedangkan luas wilayah terkecil ditunjukkan pada Kecamatan Pohjentrek dengan luas 11,88 km2 atau sebesar 0,81% yang memiliki jumlah penduduk 30.042 jiwa dan kepadatan penduduk 2.529 jiwa/km2 (Tabel 2.1)
Jumlah penduduk di Kabupaten Pasuruan terbilang sangat tinggi sebesar 1.605.307 jiwa. Namun pada wilayah kecamatan yang memiliki luas wilayah besar tidak diikuti dengan jumlah penduduk yang besar pula. Jumlah penduduk merupakan total keseluruhan orang yang mendiami wilayah tertentu. Kecamatan yang memiliki jumlah penduduk terbesar yaitu Kecamatan Gempol dengan luas wilayah 64,92 km2 atau 4,40% sejumlah 133.134 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk terkecil pada Kecamatan Tosari dengan luas wilayah 98 km2 atau 6,65% dari total seluruh luas wilayah yang memiliki jumlah penduduk 19.022 jiwa. Sedangkan rasio jenis kelamin (sex ratio) adalah perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan jumlah penduduk perempuan di suatu daerah atau Negara pada suatu waktu tertentu per 100% penduduk perempuan.
Perhitungan rasio jenis kelamin (sex ratio) berdasarkan atas ketentuan apabila SR lebih besar dari 100%, artinya jumlah penduduk laki-laki lebih banyak daripada jumlah penduduk perempuan. Jika SR lebih kecil dari 100%, artinya jumlah penduduk laki-laki lebih sedikit dari jumlah penduduk perempuan. Jika SR sama dengan 100%, artinya jumlah penduduk laki-laki sama dengan jumlah penduduk perempuan. Maka apabila diperoleh rasio jenis kelamin 102 maka dalam 100 penduduk perempuan terdapat 102% penduduk laki-laki. Hasil perhitungan rasio jenis kelamin (sex ratio) di Kabupaten Pasuruan memiliki rentang nilai 93-102%. Jumlah penduduk laki-laki sebesar 795.319 jiwa dan perempuan sebesar 809.988 jiwa sehingga total keseluruhan yaitu 1.605.307 jiwa (Tabel 2.2). Kecamatan yang memiliki persentase rasio jenis kelamin (sex ratio) terendah pada Kecamatan Kejayan sebesar 93%. Artinya dalam 100 penduduk perempuan di Kecamatan Kejayan terdapat 93% penduduk laki-lak, sehingga menunjukkan penduduk perempuan lebih banyak daripada penduduk laki-laki. Sedangkan kecamatan yang memiliki persentase rasio jenis kelamin (sex ratio) terbesar pada Kecamatan Kraton dengan nilai 102%. Artinya dalam 100 penduduk perempuan di Kecamatan Kraton terdapat 102% penduduk laki-laki. Data mengenai rasio jenis kelamin berguna untuk pengembangan perencanaan pembangunan yang berwawasan gender, terutama yang berkaitan dengan perimbangan pembangunan laki-laki dan perempuan secara adil. Misalnya, karena adat dan kebiasaan jaman dulu yang lebih mengutamakan pendidikan laki-laki dibanding perempuan, maka pengembangan pendidikan berwawasan gender harus memperhitungkan kedua jenis kelamin dengan mengetahui berapa banyaknya laki-laki dan perempuan dalam umur yang sama. Informasi tentang rasio jenis kelamin juga penting diketahui oleh para politisi, terutama untuk meningkatkan keterwakilan perempuan dalam parlemen (BPS, 2019).
Kepadatan penduduk merupakan perbandingan jumlah penduduk (jiwa) dengan luas wilayah (km2). Kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk terbesar yaitu Kecamatan Pandaan dengan luas wilayah 43,27 km2 atau 2,94% dengan jumlah penduduk sebesar 116.117 jiwa dan kepadatan penduduk 2684 jiwa/km2. Sedangkan kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk terkecil yaitu Kecamatan Tosari dengan luas wilayah 98 km2 atau 6,65% dari total seluruh luas wilayah yang memiliki jumlah penduduk 19.022 jiwa (Tabel 2.3). Tingkat kepadatan penduduk di setiap daerah luas wilayah yang paling besar belum tentu menunjukkan jumlah penduduk tinggi , karena ada lahan atau wilayah yang kurang cocok untuk dijadikan tempat tinggal. Sementara itu, daerah yang memiliki akses mudah ke pusat industri dan memiliki tanah yang subur cenderung memiliki tingkat kepadatan penduduk yang relatif tinggi.  Faktor-faktor yang menjadi penentu kepadatan penduduk yaitu tingkat kesuburan tanah, bentuk lahan, iklim yang baik, pusat pemerintahan, pusat kegiatan ekonomi dan industry, ketersediaan prasarasana jalan dan ketersediaan sarana kesehatan serta pendidikan (Siregar et al. 2013).
Luas lahan yang digunakan terdiri dari penggunaan lahan untuk pertanian dan penggunaan lahan bukan pertanian. Lahan pertanian yang dimaksudkan adalah lahan yang digunakan untu kegiatan pertanian seperti lahan tegal, lading, perkebunan, hutan rakyat dan sebagainya. Sedangkan lahan bukan pertanian digunakan sebagai non-pertanian misalnya tambak, padang rumput, kolam ikan, perkampungan dan sebagainya. Kecamatan yang memiliki persentase penggunaan lahan pertanian terkecil di Kecamatan Beji dengan luas lahan pertanian 404 ha dan lahan bukan pertanian 1200 ha sehingga diperoleh hasil sebesar 25,19% dari total seluruh wilayah. Hal tersebut dikarenakan pada Kecamatan Beji banyak dimanfaatkan sebagi lahan non pertanian yaitu pembangunan perumahan, kolam ikan dan sebagainya. Dan di daerah Kecamatan Beji juga sering terjadi banjir sehingga lahan yang digunakan untuk pertanian terus berkurang. Sedangkan Kecamatan yang memiliki persentase penggunaan lahan pertanian terbesar pada Kecamatan Lekok dengan luas lahan pertanian 4069 ha dan luas lahan bukan pertanian 107 ha sehingga diperoleh hasil sebesar 97,44% (Tabel 2.4). Artinya di wilayah tersebut lahan pertanian yang lebih mendominasi dalam penggunaannya daripada lahan non-pertanian.
Lahan sawah merupakan luasan lahan tertentu yang digunakan dalam budidaya padi sawah. Persentase lahan sawah dilihat dari seberapa besar penggunaan lahan untuk digunakan dalam budidaya padi sawah. Sedangkan lahan bukan sawah merupakan luasan lahan tertentu yang digunakan selain budidaya padi sawah misalnya lahan tegalan. Kecamatan yang memiliki persentase penggunaan lahan sawah terbesar yaitu pada Kecamatan Beji dengan luas lahan sawah 6500 ha dan penggunaan lahan bukan sawah 404 ha sehingga diperoleh hasil 94,15%. Hal ini dikarenakan pada wilayah Kecamatan Beji merupakan daerah yang cocok digunakan untuk budidaya padi sawah. Factor-faktor yang mempengaruhi misalnya kelerengan dan ketinggian. Di Kecamatan Beji termasuk dalam kategori kemiringan lereng antara 2-5% sedangkan ketinggiannya yaitu 0-12,5 mdpl. Kemudian  kecamatan yang memiliki persentase penggunaan lahan sawah terkecil yaitu Kecamatan Tutur , Puspo dan Tosari dengan luas lahan sawah 0 ha (tidak ada) dan luas lahan bukan sawah masing-masing 5559 ha, 3808 ha dan 4105 ha (Tabel 2.5). Sehingga diperoleh pesentase penggunaan lahan sawah 0%. Pada ketiga Kecamatan tersebut merupakan daerah hulu atau dataran tinggi dengan kemiringan lereng yang ekstrim sehingga tidak cocok digunakan untuk budidaya padi sawah. Kemiringan lereng di ketiga daerah tersebut hamper mencapai 45%. Sedangkan ketinggiannya yaitu >2000 mdpl. Apabila dipaksakan untuk budidaya padi sawah, maka akan terjadi erosi besar-besaran. Karena tanaman padi sawah memiliki akar serabut sehingga apabila hujan turun dan mengenai tanah tidak bias menahan air hujan dan mengalir ke diatas permukaan tanah menjadi aliran permukaan (run off). Pada ketiga daerah ini lebih cocok digunakan untuk lahan konservasi sebagai upaya untuk mencegah terjadinya erosi dan menyesuaikan dengan kemampuan lahan.
Penggunaan lahan sawah sebagai tempat untuk budidaya padi sawah, tentunya membutuhkan pengairan sebagai upaya untuk pemeliharaan dan meningkatkan hasil produksi. Pengairan dalam kegiatan budidaya terdiri dari dua yaitu menggunakan irigasi atau non irigasi.  Irigasi adalah sejumlah air yang pada umumnya diambil dari sungai atau bendung yang dialirkan melalui system jaringan irigasi untuk menjaga keseimbangan jumlah air didalam tanah. (Suharjono, 1994).
Sedangkan non-irigasi merupakan upaya untuk menyediakan air bagi tanaman budidaya dengan memanfaatkan tadah hujan, pasang surut dan sebagainya. Artinya pengairan yang dilakukan untuk tanaman budidaya hanya mengandalkan dari air hujan yang turun. Kecamatan yang menggunakan system irigasi dan non irigasi terbesar dengan yaitu Kecamatan Kejayan. System irigasi dengan cara teknis digunakan pada luasan lahan 3388 ha dan system non irigasi dengan cara tadah hujan luasan lahan 759 ha sehingga diperoleh hasil persentase lahan sawah irigasi 9,03%. Sedangkan Kecamatan yang menggunakan system irigasi terendah dengan cara teknis yaitu Kecamatan Lumbang, difungsikan pada luasan lahan 61 ha dengan hasil persentase lahan sawa irigasi 0,16% . Kemudian Kecamatan yang menggunakan system non irigasi terendah dengan cara tadah hujan yaitu Kecamatan Sukorejo, difungsikan pada luasan lahan 80 ha dengan hasil persentase lahan sawa irigasi 8,73% (Tabel 2.6). Hasil di Kecamatan Sukorejo terbesar kedua karena selain dari tadah hujan, di wilayah ini lebih banyak menggunakan irigasi teknis.
1.      Penetapan Komoditas Unggulan di Kabupaten Pasuruan
Sub sektor perkebunan di Kabupaten Pasuruan memiliki beberapa komoditas yang unggul untuk dikembangkan. Berdasarkan pengelolaannya, subsektor Perkebunan dibagi menjadi dua, yaitu Perkebunan Besar dan perkebunan Rakyat. Perkebunan Besar biasanya dikelola oleh negara, yaitu Perkebunan Besar Negara atau PTP. Sedangkan Perkebunan Rakyat dikelola oleh swasta / perorangan. Produksi Perkebunan yang menonjol di Kabupaten Pasuruan adalah Tebu dan Kapuk Randu. Tebu mampu berproduksi sebesar 24.048,65 Ton pada tahun 2013, sedang Kapuk randu berpropuksi sebesar 4.483,85 Ton (Tabel 2.7).  Hasil analisa statistic menunjukkan bahwa kecamatan yang menghasilkan tebu terbesar yaitu di Kecamatan Grati sebesar 4556,12 ton. Namun produksi tebu terbesar berasal dari Tebu Luar Daerah (TLD) sebesar 7758,17 ton. Sedangkan kecamatan yang menghasilkan tebu terendah yaitu di Kecamatan Pandaan sebesar 43,28 ton. Dan beberapa daerah juga tidak menghasilkan tebu, dikarenakan daerah nya kurang sesuai untuk budidaya tebu.
Kabupaten pasuruan pada beberapa kecamatan memiliki komoditas unggul, yang dimaksudkan sebagai kecamatan paling produktif. Komoditas unggulan yang pertama yaitu manga. Mangga merupakan komoditas buah sub tropis dapat tumbuh dan dibudidayakan oleh petani pada  dataran rendah hingga dataran sedang dengan berbagai macam varietas yang disesuaikan dengan kondisi agroklimat maing-masing lokasi berbeda, tanaman mangga di Kabupaten Pasuruan terdapat berbagai macam varietas untuk dataran rendah petani lebih memilih varietas Gadung klonal 21, Arumanis 143 dan Manalagi sedangkan untuk dataran sedang lebih banyak didominasi oleh varieta Arumanis 143.  Komoditas unggulan mangga yang ada di Kabupaten Pasuruan adalah mangga Gadung Klonal 21 yang di budidayakan dengan cara di kebunkan dengan skala luas seperti di Kecamatan Rembang, Sukorejo, Wonorejo dan Nguling. Berdasarkan hasil analisa statistik pada tahun 2013, produksi tertinggi komoditas manga terdapat pada Kecamatan Lumbang sebesar 338.315 kwintal. Sedangkan produksi terendah pada Kecamatan Purwodadi sebesar 3100 kwintal. Selain itu terdapat kecamatan yang tidak menghasilkan manga atau 0 kwintal yaitu Kecamatan Tosari.
Komoditas unggulan selanjutnya yaitu produksi bunga krisan. Krisan (Dendranthema grandiflora Tzvelev Syn. Chrysanthemum morifolium Ramat) merupakan salah satu jenis tanaman hias penghasil bunga potong yang sangat populer di Indonesia. Krisan dikenal sebagai tanaman hari pendek (short day plant) yang membutuhkan lama penyinaran kurang dari 14.5 jam untuk pembungaan (Dinas Pertanian Kab. Pasuruan, 2017). Bunga krisan menjadi salah satu ikon bunga Kabupaten Pasuruan yang berasal dari Kecamatan Tutur. Komoditas bunga krisan mampu mendongkrak pemasukan tertinggi pendapatan daerah di Kabupaten Pasuruan. Pada tahun 2017 mampu memproduksi 89.250.000 tangkai (BPS, 2018). Hal ini mengalami kenaikan terus menerus tiap tahunnya karena peminat bunga krisan yang semakin banyak. Padahal pada tahun 2013 produksi bunga krisan hanya 37.370.000 tangkai (Tabel 2.8). Pemasaran bunga krisan dilakukan ke kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung dan Surabaya.
Komoditas unggulan selanjutnya yaitu bunga sedap malam. Sedap malam (Poyanthes tuberose L.) varietas ‘Roro Anteng’ merupakan salah satu tanaman hias yang tumbuh dengan baik di Kabupaten Pasuruan khususnya Desa Dermo Kecamatan Bangil. Bunga sedap malam var. Roro Anteng dapat tumbuh optimal pada ketinggian 7 – 9 m dpl dengan curah hujan rata-rata 1124 – 2623 mm pertahun, tekstur tanah liat berpasir, tingkat kemiringan lahan 8 – 15 % dan suhu rata-rata 28 ˚C – 34 ˚C. Tanaman ini merupakan tanaman bunga berumbi, mempunyai batang beruas-ruas dan rangkaian bunga berwarna putih, berbunga terus menerus sepanjang tahun dan mempunyai ciri-ciri khusus yaitu beraroma pada saat menjelang malam (pukul 15.00 WIB) sampai menjelang pagi hari (pukul 05.00 WIB). Berdasarkan hasil analisa statistik pada Tabel 2.8 terdapat dua Kecamatan yang membudidayakan bunga sedap malam yaitu Kecamatan Bangil dan Kecamatan Rembang. Produksi bunga sedap malam tertinggi pada tahun 2013 pada Kecamatan Rembang sebesar 54.645.000 tangkai.
Komoditan unggulan ternak pada sub sektor peternakan di Kabupaten Pasuruan terbagi menjadi dua yaitu a) Ternak besar, yang terdiri dari kuda, sapi perah, sapi potong dan kerbau. b) Ternak kecil, terdiri dari kambing dan domba. Berdasarkan hasil analisa statistic tahun 2013, untuk jenis ternak kuda berjumlah 993 ekor tertinggi pada Kecamatan Nguling sebesar 172 ekor. Sedangkan untuk jenis ternak sapi poton berjumlah 92.475 ekor. Jumlah ini mengalami penurunan karena pada tahun 2012 sebanyak 114.579 ekor (BPS Pasuruan, 2014). Penghasil sapi potong tertinggi pada Kecamatan Nguling sebanyak 13.476 ekor. Sedangkan untuk jenis ternak sapi perah pada tahun 2013 sebanyak 78.517 ekor. Pada jenis sapi perah juga mengalami penurunan dari101.054 ekor pada tahun 2012. Jumlah sapi perah tertinggi berada pada Kecamatan Lekok sebanyak 20.179 ekor dan Kecamatan Tutur 19.296 ekor (Tabel 2.9). Populasi sapi perah di Kabupaten Pasuruan menduduki peringkat 1 (satu) di Jawa Timur, karena adanya perusahaan susu PT. Nestle di daerah Kejayan sehingga dilakukannya pemberdayaan terhadap masyarakat untuk meningkatkan populasi sapi perah. Sedangkan untuk jenis ternak kerbau dengan populasi tertinggi sebesar 156 ekor pada Kecamatan Beji. Kemudian untuk jenis ternak kambing populasi tertinggi pada Kecamatan Lumbang sebanyak 11.992 ekor sedangkan untuk jenis ternak domba populasi tertinggi pada Kecamatan Beji sebanyak 4.320 ekor.
Pada jenis ternak unggas terdiri dari ayam pedaging, ayam petelur, ayam buras, kelinci, burung puyuh,itik, entog dan anjing. Berdasarkan hasil analisa statistic pada tahun 2013 , jumlah ayam pedaging (broiler hen) sebesar 1.927.207 ekor. Dengan Kecamatan penghasil tertinggi yaitu Kecamatan Kejayan sebesar 329.421 ekor. Sedangkan pada jenis ayam buras jumlah keseluruhan yaitu 1.176.583 ekor, dengan Kecamatan Rejoso merupakan penghasil tertinggi sebesar 128.574 ekor. Kemudian pada jenis ayam petelur jumlah keseluruhan sebesar 1.201.781 ekor, dengan Kecamatan Tutur merupakan daerah penghasil ayam petelur tertinggi yaitu sebesar 400.035 ekor. Kemudian pada jenis itik jumlah keseluruhan sebesar 98.576 ekor, dengan Kecamatan Gempol merupakan daerah penghasil ayam itik tertinggi yaitu sebesar 18.524 ekor. Kemudian pada jenis entog jumlah keseluruhan sebesar 20.094 ekor, dengan Kecamatan Lumbang merupakan daerah penghasil entog tertinggi yaitu sebesar 4.323 ekor. Kemudian pada jenis burung puyuh jumlah keseluruhan sebesar 7702 ekor, dengan Kecamatan Pandaan merupakan daerah penghasil burung puyuh tertinggi yaitu sebesar 4.465 ekor. Kemudian pada jenis kelinci jumlah keseluruhan sebesar 5732 ekor, dengan Kecamatan Purwodadi merupakan daerah penghasil kelici tertinggi yaitu sebesar 2.151 ekor. Dan pada jenis anjing jumlah keseluruhan sebesar 707 ekor, dengan Kecamatan Pasrepan merupakan daerah penghasil ajing tertinggi yaitu sebesar 365 ekor (Tabel 2.10).
Persentase penggunaan lahan merupakan perbandingan tiap luasan tata guna lahan dengan luas wilayah pada satuan tertentu. Hasil analisa menunjukkan bahwa tata guna lahan yang memiliki nilai tertinggi adalah lahan sawah. Luas lahan sawah tersebut yaitu 91.207 hektar dengan persentase 61,8% (Tabel 2.11). Hal tersebut menandakan bahwa, kegiatan pertanian termasuk budidaya padi sawah yang mendominasi dalam penggunaan lahan. Selain itu dengan pemanfaatan lahan sawah merupakan mata pencaharian masyarakat yang tersebar di Kabupaten Pasuruan. Sedangkan penggunaan tata guna lahan terendah yaitu pada lahan rawa, yang memiliki luas 17 hektar dengan persentase 0,01% terhadap total seluruh wilayah Kabupaten Pasuruan.
2.      Perkiraan/Proyeksi Jumlah Penduduk
Perkiraan/Proyeksi jumlah penduduk merupakan perhitungan untuk meramalkan atau untuk mengetahui perkembangan dimasa yang akan datang dengan menggunakan beberapa asumsi yang di dasarkan atas data tahun dasar. Manfaat atau kegunaan daripada proyeksi adalah untuk meramalkan atau memperkirakan kejadian atau hal-hal yang mungkin terjadi, sebagai alat perencana yang tujuannya untuk menyediakan jasa sebagai response terhadap penduduk yang telah di proyeksi dan merubah trend penduduk menuju ke perkembangan demografi sosial dan ekonomi. Dengan mengetahui proyeksi tersebut, dapat di prediksi tingkat perkembangan ekonomi untuk ke depannya. Perhitungan jumlah penduduk dilakukan setiap 10 tahun sekali. Karena apabila dilaksanakan setiap tahun maka akan membutuhkan biaya, tenaga dan sumber daya yang besar untuk melaksanakan sensus tersebut.
Maka untuk memperoleh hasil proyeksi jumlah penduduk untuk beberapa tahun ke depan dihitung dengan metode matematik. Perhitungan matematik digunakan jika komponen pertumbuhan penduduk (kelahiran, kematian, dan migrasi tidak diketahui, yang digunakan sebagai data dasar hanyalah data jumlah penduduk total. Proyeksi berdasarkan tingkat pertumbuhan penduduk mengasumsikan pertumbuhan yang konstan, baik untuk model aritmatika, geometrik, atau eksponensial untuk mengestimasi jumlah penduduk. Metode yang digunakan terdapat 3 metode yaitu a) metode aritmatik mengansumsikan bahwa jumlah penduduk pada masa depan akan bertambah dengan jumlah yang sama setiap tahunnya ; b) metode geometric mengansumsikan bahwa penduduk akan bertambah secara geometric menggunakan dasar perhitungan bunga majemuk. Artinya laju pertumbuhan penduduk dianggap sama untuk setiap tahun; dan c) metode eksponensial mengansumsikan pertambahan penduduk yang terjadi secara sedikit-sedikit sepanjang tahun. Berdasarkan hasil analisa statistika Kabupaten Pasuruan pada tahun awal 2015, untuk memproyeksikan jumlah penduduk 5 tahun ke depan menggunakan dua metode yaitu metode aritmatik (linear) dan metode geometric (pertumbuhan).
Pada metode aritmatik (linear) jumlah penduduk tahun dasar 2015 yaitu 1.581.787 jiwa, kemudian pada tahun 2016 sebesar 1.605.514 jiwa, pada tahun 2017 1.629.241 jiwa, pada tahun 2018 1.652.967 jiwa, pada tahun 2019 1.701.845 dan pada tahun 2020 1.726.995 jiwa. Sedangkan pada metode geometric pada tahun dasar 2015 yaitu1.581.787 jiwa, kemudian pada tahun 2016 sebesar 1.605.514 jiwa, pada tahun 2017 1.629.597 jiwa, pada tahun 2018 1.654.040 jiwa, pada tahun 2019 1.678.851 dan pada tahun 2020 1.704.034 jiwa.
3.      Analisa LQ (Location Quotient)
Location Quotient (LQ) adalah teori yang berbasis ekonomi dengan dasar karena industri menghasilkan barang dan jasa untuk pasar di daerah maupun di luar daerah yang bersangkutan, sehingga penjualan keluar daerah akan menghasilkan pendapatan bagi daerah.   Teknik LQ merupakan salah satu pendektan dalam model ekonomi basis sebagai langkah awal untuk memahami sektor  kegiatan yang menjadi pemacu pertumbuhan. LQ mengukur konsentrasi relative atau derajat spesialisasi kegiatan ekonomi melalui pendekatan perbandingan. Lebih khususnya analisa LQ digunakan untuk menginisiasi komoditas ungula (Ron Hood,1998).
Berdasarkan hasil analisa statistik LQ menggunakan rumus dari widodo (2008), analisa LQ menggunakan nilai PDRB (Pendapatan  Domestrik Regional Bruto). PDRB merupakan  besarnya produk domestik bruto (PDB) suatu daerah. Produk domestik regional bruto menyajikan data series PDB  baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan, yang disajikan dalam nilai rupiah maupun persentase. berdasarkan data beberapa tahun teakhir baik data yang dihimpun secara langsung (data primer) maupun data yang dikutip dari adminstrasi Instansi/Dinas/Lembaga Pemerintah maupun swasta (data sekunder). Penentuan PDRB Di Kabupaten Pasuruan berdasarkan PDB atas harga berlaku    pad sektor pertanian menunjukkan nilai LQ 0,29 (Tabel 2.14). Sedangkan yang berdasarkan harga konstan memiliki nilai LQ 0,09 (Tabel 2.15). Maka diartikan Nilai LQ di sector pertanian <1 (lebih kecil dari 1) sehingga laju pertumbuhan sektor pertanian di Kabupaten Pasuruan adalah lebih kecil dibandingkan dengan laju pertumbuhan sektor yang sama dalam perekonomian di Provinsi Jawa Timur. Jadi sektor pertanian bukan merupakan sektor unggulan Kabupaten Pasuruan dan bukan merupakan basis ekonomi serta tidak propektif untuk dikembangkan lebih lanjut oleh daerah studi.


KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisa statistic untuk Kabupaten Pasuruan maka daerah tersebut menunjukkan :
1.      Luas wilayah di Kabupaten Pasuruan yaitu 1.474,02 km2 atau 147.402 ha.
2.      Perbandingan/rasio jenis kelamin berada di rentang 93-102% dengan rata-rata 98%.
3.      Jumlah penduduk  di Kabupaten Pasuruan sebanyak 1.605.307 jiwa dengan kepadatan penduduk 1.089 jiwa/km2.
4.      Persentase penggunaan lahan pertanian rata-rata sebesar 56,47% , sisanya digunakan sebagai lahan bukan pertanian misalnya pemukiman.
5.      Persentase penggunaan lahan sawah rata-rata sebesar 60,16%, sisanya digunakan sebagai laan bukan sawah seperti lahan tegalan, perkebunan dan sebagainya.
6.      Lahan sawah yang menggunakan system irigasi menunjukkan persentase 100% dari total wilayah yang menggunakan system irigasi dan non-irigasi.
7.      Komoditas perkebunan yang paling  tertinggi yaitu pada komoditas tebu dan randu.
8.      Kecamatan yang paling produktif dalam meghasilkan komoditas unggulan yaitu Kecamatan Lumbang (manga), Kecamatan Tutur (Bunga Krisan) dan Kecamatan Rembang (Bunga Sedapmalam).
9.      Jenis ternak unggulan yang dikembangkan untuk ternak besar yaitu kuda,sapi potong, sapi perah ,kerbau, kambing dan domba.
10.  Jenis unggas yang dikelola yaitu ayam pedaging, ayam buras, ayam petelur, itik, mentog, burung puyuh, kelinci dan anjing.
11.  Proporsi penggunaan lahan tertinggi yaitu pada penggunaan lahan sawah dengan luasan 91.207 ha dengan persentse 61,88%.
12.  Proyeksi jumlah penduduk dengan analisa LQ  menunjukkan nilai 0,29 (harga  berlaku) dan 0,09 (harga konstan). Nilai tersebut merupakan <1 sehingga sektor pertanian bukan merupakan sektor unggulan daripada sektor di Provinsi Jawa Timur.


DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statisik Pasuruan. Pasuruan dalam Angka 2014. Pasuruan.

Badan Pusat Statisik Pasuruan. Pasuruan dalam Angka 2018. Pasuruan.

Badan Pusat Statistika. 2019. Kependudukan. BPS Pusat.

Dinas Pertanian Kabupaten Pasuruan. 2016. Kabupaten Pasuruan.

Henni M. Siregar, Henry R.S., Suwarno A. 2013. Analisis Faktor Penyebab Kepadatan Penduduk Menurut Persepsi Masyarakat Di Kotamadya Sibolga. Universitas Sumatera Utara. Jurnal Sains dan Matematika. Vol. 1, No. 4 (2013), pp. 349–358

Pemerintah Kabupaten Pasuruan. 2017. Gambaran Umum Kabupaten Pasuruan. Pasuruan . Provinsi Jawa Timur.

Ron Hood, 1998. Economic Analysis: A Location Quotient. Primer. Principal Sun Region Associates, Inc.


Suhardjono. 1994. Kebutuhan Air Tanaman. Institut Teknologi Nasional, Malang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenali Tanda dan Gejala Serangan Virus pada Tanaman

TITIK LAYU PADA TANAMAN

SOAL UTS DASAR-DASAR ILMU TANAH