Mengenali Tanda dan Gejala Serangan Virus pada Tanaman
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kerusakan
tanaman akibat terinfeksi virus menunjukkan beberapa gejala yang biasanya
terdapat pada daun, buah, batang, cabang maupun akar. Gejala tersebut
ditunjukkan dengan ukuran yang mengecil, perubahan bentuk atau bagian tanaman,
perubahan warna, kematian jaringan tanaman misalnya bercak bercincin dan
tanaman mengalami hambatan pertumbuhan atau kerdil. Infeksi virus menular dari
satu tanaman ke tanaman lain melalui aktivitas serangga penular (vektor) antara
lain kutu daun, kutu kebul dan thrips. (Tim Pengampu Praktikum, 2017).
Tanaman
inang virus dan vektornya cukup banyak dari berbagai jenis sayuran seperti
terung-terungan, kacang-kacangan dan gulma berdaun lebar serta tanaman hias.
Virus yang dibawa vektor bisanya akan menyebabkan penyakit kuning. Penyakit
kuning keriting banyak disebabkan oleh virus gemini. Virus ini ditularkan oleh
kutu putih atau kutu kebul. Gejala yang timbul pada awalnya daun muda atau
pucuk cekung dan mengkerut dengan warna mosaik ringan. (Banu, 2017)
1.2 Tujuan
Mahasiswa mampu menjelaskann dan mengenali jenis
penyakit tumbuhan dari gejala dan tanda yang nampak pada tumbuhan yang
terserang virus
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Virus
tumbuhan sebenarnya merupakan sebuah molekul makro sederhana (ukurannya antara 20–1000 nm), yang bersifat pasif
saat memasuki sel-sel tanaman inang
yang diinfeksinya. Virus terdiri dari
asam ribonukleat (Ribo nucleic acid=RNA) atau asam dioksiribonukleat (dioxy ribo nucleic
acid=DNA), terselubung oleh mantel protein atau lipoprotein (Bos 1990). Definisi virus itu sendiri mengalami
perubahan yang sangat cepat sejalan dengan
perubahan teknologi deteksi dan identifikasi virus secara biomolekuler,
kimiawi dan fisik. Virus bersifat parasit
obligat sehingga hanya dapat hidup dan
berkembang dalam sel-sel yang hidup.
Bentuk zarah virus tanaman bermacam-macam antara lain berbentuk bola
(isometric), batang, batang lentur, benang,
seperti peluru dan bentuk kembar (Gemini). Virus tumbuhan tidak mengandung suatu enzim,
toksin atau zat lain seperti pada patogen
lain yang terlibat dalam patogenisitas dan menyebabkan berbagai macam
gejala pada tanaman inang. Infeksi
terjadi bila sintesis virus berlangsung sempurna.
Penyakit
kuning di Indonesia diketahui disebabkan oleh infeksi
begomovirus, Pepper yellow leaf curl
virus (PepYLCV), family Geminiviridae, genus
Begomovirus yang ditularkan oleh
serangga Bemisia tabaci secara persisten (De Barrow et al., 2008). Gejala
yang muncul antara lain helaian daun yang diserangnya mengalami “vein clearing” dimulai dari daun-daun pucuk,
kemudian berkembang menjadi warna kuning yang jelas, tulang daun menebal dan
daun-daunn menggulung ke atas dan apabila
serangan nya sudah lanjut (infeksi lanjut), menyebabkan daun-daunnya mengecil dan
berwarna kuning terang, tanaman kerdil dan tidak berbuah. Tanaman yang
terserang virus kuning memiliki ciri daun
menggulung, mengecil dan berwarna kuning, produksi buah menurun bahkan tidak berbuah, bila
serangan sejak tanaman belum berbunga .Vektor dari virus ini
(Bemisia tabaci) banyak dijumpai di
daerah tropis dan subtropik, yang
terbersebar luas sampai jarak yang jauh
dibawa oleh angin. Priode makan akuisisi berkisar antara 24-48 jam pada tanaman
yang sakit dan umumnya cukup membuat
serangga ini sangat infektif.
Virus kuning memiliki periode laten dalam
tubuh serangga antara 4 sampai 20 jam, dan tetap infektif setelah makan sampai beberapa
hari hingga 35 hari atau lebih
(Palukaitis et al. 1992).
Bemisia tabaci
sebagai vektor virus gemini pada beberapa tanaman hortikultura menyebabkan
kerugian ekonomi yang tinggi. Kehilangan
hasil akibat serangan B. tabaci dan virus gemini berkisar
antara 20 - 100% (Setiawati et al.
2011). B. tabaci termasuk dalam famili
Aleyrodidae, superfamili Aleyrodidea, subordo Sternorryncha, dan ordo
Hemiptera. Serangga ini memiliki kisaran inang
yang cukup luas. Serangga betina meletakkan telur pada jaringan tanaman
inang dan telur memiliki pedicel. Nimfa
yang bertungkai hanya pada instar satu yang disebut crawler. Setelah ganti
kulit, nimfa akan menetap dengan tungkai tereduksi (Kalshoven 1981). Siklus
hidup B. tabaci terdiri dari fase telur, nimfa, pupa, dan
imago. Telur berukuran 0.2 mm, berwarna putih dan berbentuk oval dengan tangkai
pendek untuk menempel pada daun.
Rata-rata
jumlah telur yang diletakkan pada daun yang terserang virus adalah 77 butir,
sedangkan pada daun sehat hanya 14 butir.
Betina umumnya mampu menghasilkan telur sekitar 160 butir dan menetas antara
5-9 hari tergantung spesies inang, temperatur, dan kelembaban udara. Nimfa
transparan dengan stadium nimfa rata-rata 9.2 hari (Ditlintan Hortikultura 2008). Bentuk pupa bulat memanjang, berwarna kuning,
bagian toraks agak melebar dan cembung
(Badri 1983). Tubuh imago berukuran
kecil antara 1-1.5 mm, berwarna putih, dan sayapnya jernih ditutupi lapisan
lilin yang bertepung (Kalshoven 1981).
Serangga dewasa biasanya berkelompok pada bagian permukaan daun dan bila
tanaman tersentuh biasanya akan berterbangan seperti kabut atau kebul
putih. Lama siklus hidup (telur –
nimfa – imago) kutu kebul pada tanaman sehat rata –
rata 24.7 hari, sedangkan pada tanaman terinfeksi virus mosaik kuning hanya
21.7 hari (Ditlintan Hortikultura 2008).
BAB
III
METODOLOGI
PELAKSANAAN
3.1 Waktu dan tempat
hari/tanggal : Selasa, 24 oktober 2017
pukul :
07.00-08.40 WIB
tempat :
Laboratorium Kesehatan Tanaman Fakultas Pertanian UPN
“Veteran” Jawa Timur
3.2 Alat dan bahan
3.2.1
Alat
·
Kamera
·
Alat tulis
3.2.2
Bahan
·
Tanaman yang terserang virus (tanaman
cabai dan terung)
·
Lembar catatan
3.3 Cara kerja
1. Mencari
tanaman yang terserang virus pada suatu lahan.
2. Mengidentifikasi
(menduga) jenis patogen yang menyerang.
3. Mendokumentasikan
tanaman sakit (gejala dan tanda) dan seluruh areal lahan tanaman yang salah
satunya terserang virus.
4. Mengamati
dan menggambarkan jenis-jenis gejala serangan virus dengan gambar warna dari
observasi langsung dilapangan dengan tanda-tanda adnaya vektor.
5. Menulis
hasil pengamatan pada lembar kerja yang telah disediakan.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel
4.1 Tanaman yang terserang virus
No.
|
Nama penyakit
|
Komoditas
|
Gejala
penyakit
|
Tanda penyebab
penyakit
|
Keterangan
|
|||
1.
|
Penyakit kuning pada tanaman cabai
|
Cabai (Capsicum annum L.)
|
Daun klorosis (menguning), daun keputih-putihan
(bleaching), mengkeriting dan mengecil
|
Tanda penyebab karena ada vektor
berupa serangga kutu kebul (Bemissia
tabaci)
|
Lokasi : Tanaman yang terserang virus
diambil di Lahan Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Jawa Timur
Gambar
4.1 Penyakit kuning tanaman cabai
|
|||
2.
|
Penyakit kuning pada tanaman terung
|
Terong (Solanum melongena)
|
Daun klorosis (menguning), kerdil atau
mengecil, daun muda atau pucuk berbentuk cekung dan mengkerut
|
Tanda penyebab karena ada vektor
berupa serangga kutu kebul (Bemissia
tabaci)
|
Lokasi : Tanaman yang terserang virus
diambil di Lahan Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Jawa Timur
Gambar
4.2 Penyakit Kuning tanaman terong
|
4.2 Pembahasan
Tanaman
cabai merupakan tanaman sayuran dan tergolong tanaman setahun yang berbentuk
perdu dari suku terung-terungan (Solanaceae). Menurut Tarigan dan Wiryanta
(2003), tanaman cabai dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Sub
kelas : Sympetalae
Ordo : Tubiflorae (Solanales)
Famili : Solanaceae
Genus : Capsicum
Species : Capsicum
annuum L.
Tanaman cabai rentan
terhadap penyakit yang disebabkan oleh virus terutama virus gemini. Virus
gemini termasuk dalam kelompok virus tanaman dengan genom berukuran 2,6-2,8 kb
berupa utas tunggal DNA yang melingkar dan terselebung dalam virion ikosahedra
kembar (germinate). Kelompok virus gemini dibagi dalam 3 subgrup namun yang
paling banyak berpengaruh adalah subgrup ketiga yaitu dengan genom bipartit
yang menginfeksi tanaman dikotiledon dan ditularkan oleh vektor kutu kebul.
(Rusli, et al., 1999)
Gejala serangan pada
tanaman cabai yang terserang virus adalah yaitu terjadi penurunan proses
fotosintesis dengan menunjukkan gejala mosaik atau menguning. Merupakan akibat
dari menurunnya efisiensi kloroplas. Pada daun yang terinfeksi virus akan
terjadi perubahan bentuk, ukuran dan penggumpalan kloroplas serta penumpukan
pati. Selain itu daun akan mengkeriting dan mengecil (kerdil). Tanda adanya
penyakit diketahui karena terdapat kutu kebul pada sekitar daun yang
menginfeksi tanaman dengan virus yang dibawa tersebut.
Terung (Solanum
melongena L.) merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura dari famili
solanaceae. Berikut merupakan klasifikasi tananamn terung : (Rukhmana, 1998)
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Sub
kelas : Sympetalae
Ordo : Tubiflorae (Solanales)
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Species : Solanum
melongen L.
Tanaman terung rentan terhadap penyakit
yang menginfeksi tanaman dari famili Solanaceae. Penyakit-penyakit tersebut
antara lain buah busuk (Phomopsis vexans), antraknosa (Colletotrichum
melongenae), layu fusarium (Fusarium oxysporum sp.), bercak daun (Alternaria
sp.), dan bercak cercospora ( Cercospora sp.) (Semangun, 1984). Selain itu
tanaman terong juga sering terserang penyakit kuning yang ditularkan melalui
vektor yaitu kutu kebul. Gejala serangan pada tanaman terong yang terserang virus
yaitu pada awalnya timbul pada daun muda atau pucuk cekung dan mengkerut dengan
warna mosaik ringan. Gejala serangan lebih lanjut hampir seluruh daun berwarna
kuning cerah , daun cekung dan mengkerut berukuran lebih kecil dan lebih tebal.
Tanda penyebab penyakit yaiu terdapatnya kutu kebul yang berada dibawah
permukaan daun tanaman terong.
BAB
V
Kesimpulan
Berdasarkan
pengamatan gejala dan tanda seranga virus pada tanaman dapat disimpulkan bahwa:
1. Virus
tumbuhan merupakan sebuah molekul makro sederhana berukuran antara 20–1000 nm bersifat pasif saat memasuki sel-sel tanaman inang yang diinfeksinya.
2. Virus
terdiri dari asam ribonukleat (Ribo nucleic acid=RNA) atau asam dioksiribonukleat (dioxy ribo nucleic
acid=DNA).
3. Virus
ditularkan pada tanaman melalui vektor kutu kebul (Bemisia tabaci)
4. Virus
menyerang tanaman cabai dan tanaman terong yang mengakibatkan penyakit kuning.
5. Gejala
serangan yaitu daun muda atau pucuk akan terdapat bercak kuning pada sebagaian
atau hampir seluruh permukaan daun (klorosis), daun mengkerut dan mengecil.
Daftar
Pustaka
Badri IB. 1983.
Identification of Aleyrodidae on soybean from two location in West Java and
some bionomics of Bemisia tabaci Genn. (Hemiptera: Aleyrodidae) on the three
soybean varieties. Bogor: SEAMEO_Biotrop, Regional Center for Tropical Biologi
Indonesia. 62 hal.
Banu. 2017. Penyakit Virus Kuning Terung.
Kementerian Pertanian. Kalimantan Timur
De Barrow, P. J., S. H.
Hidayat., D. Frohlich., S. Subandiyah and U. Shigenori. 2008. A Virus and its
Vector, Pepper Yellow Leaf Curl Virus and Bemisia tabaci, Two New Invaders of
Indonesia. Biological Invasions (4)10: 411-433.
Direktorat Perlindungan
Tanaman Hortikultura. 2008. Kutukebul (Bemisia tabaci Genn) [internet].
Jakarta: Direktorat Perlindungan Horlikultura.
Kalshoven
LGE. 1981. The Pests of Crops in Indonesia. Van der Laan PA, penerjemah.
Jakarta: PT. Ichtiar Baru-van Hoeve. Penerjemah: De Plagen Van de
Cultuurgewassen in Indonesie.
Palukaitis P, Roossinck
MJ, Dietzgen RG, Francki RI. 1992.
Cucumber mosaic virus. Adv Virus Res
41: 281-348.
Rukmana, K. 1998.
Bertanam Terung. Yogyakarta. Penerbit Kanisius. 56 hal.
Rusli E.S., Sri H.
Hidayat, R. Suseno, & B. Tjahjono. 1999. Geminivirus asal Cabai : Kisaran
Inang dan Cara Penularan. Bulletin HPT.
Semangun,
H. 1984. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan Penyakit-Penyakit. Gajah Mada
University. Yogyakarta.
Setiawati et al. 2011. Pengendalian Kutu Kebul dan
Nemtoda Parasitik secara Kultur Teknik pada Tanaman Kentang. Jurnal
Hortikultura vol. 15 no. 4 hal 288-296
Tarigan dan Wiryanta, 2003.
Bertanam Cabai Hibrida secara Intensif. Jakarta : Agromedia Pustaka
Tim pengampu praktikum. 2017. Modul Praktikum
Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. Fakultas Pertanian. UPN “Veteran” Jawa Timur
Komentar
Posting Komentar